Disusun Untuk
Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Biologi

DISUSUN OLEH :
NAMA :
I
NYOMAN MAWA
NIS :
2018/0002970923
KELAS :
XI
MIA 2
GURU
PEMBIMBING : MADE PUJANGGA,S.Pd
SMA NEGERI 1 BASARANG
TAHUN 2018
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “Ekosistem"
Makalah tentang ekosistem ini membahas tentang pengertian
ekosistem, jenis-jenis ekosistem, contoh-contoh serta gambar-gambarnya.
Dengan
selesainya makalah ini tidak terlepas
dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis.
Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.
Basarang,30 Maret 2018
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR
ISI...................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.4 Manfaat...................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Ekosistem................................................................................. 3
2.2
Komponen-Komponen Dalam Ekosistem.................................................. 4
2.3 Interaksi Antar Komponen Ekosistem....................................................... 7
2.4 Biogeokimia............................................................................................. 10
2.5 Ketergantungan Pada Ekosistem............................................................. 15
2.6 Pola Makanan
Dalam Ekosistem.............................................................. 20
2.7 Pembagian Ekosistem............................................................................... 21
2.8 Tipe-Tipe
Ekosistem................................................................................. 22
2.9 Tingkatan Makhluk Hidup dalam Ekosistem........................................... 30
2.10 Keseimbangan
dan Faktor Yang Mempengaruhi Ekosistem................. 32
BAB III PENUTUP
3.1
Simpulan................................................................................................... 34
3.2
Saran......................................................................................................... 34
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................... 35
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan
merupakan tempat berinteraksi antar makhluk hidup dengan tempat tinggal baik
berupa abiotik maupun biotik.Ilmu tentang hubungan timbal balik makhlukhidup
dengan lingkungan hidupnya disebut dengan Ekologi. Oleh karena itu Permasalahan
lingkungan merupakan permasalahan Ekologi. Komponen utama dalam ekologi adalah
ekosistem.
Ekosistem
adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita tahu bahwa ada komponen biotik
(hidup) dan juga komponen abiotik(tidak hidup) yang terlibat dalam suatu
ekosistem ini, kedua komponen ini tentunya saling mempengaruhi, contohnya saja
hubungan hewan dengan air. Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini
akan membentuk suatu kesatuan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat
memiliki fungsinya masing-masing, dan selama tidak ada fungsi yang terngganggu maka keseimbangan dari ekosistem
ini akan terus terjaga. Dalam hal ini fungsi utama ekosistem di bumi
penekanannya adalah pada hubungan ketergantungan dan hubungan sebab akibat,
yang merupakan serangkaian komponen-komponen untuk membentuk satuan-satuan
fungsional. Kesatuan komponen tersebut memicu kepada kualitas lingkungan yang
seimbang dan selaras pada kesehatan lingkungan.
Di
dalam suatu lingkungan hidup tertentu kondisi lingkungan dan sumberdaya berada
dalam suatu kombinasi tertentu yang sesuai dengan jenis-jenis yang tinggal di
lingkungan tersebut. Kombinasi faktor-faktor lingkungan itu terbentuk karena
faktor yang saling mempengaruhi antar satu dengan yang lainnya. Faktor
pendukung dalam keseimbangan ekosistem yang mempengaruhi kondisi makhluk hidup
sekitar adalah faktor abiotik.
Dengan demikian, berdasarkan ilustrasi
di atas, saya tertarik untuk memilih judul makalah ini “Ekosistem”
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
- Apa yang dimaksud dengan ekosistem?
- Apa saja komponen-komponen dalam ekosistem?
- Bagaimana pola makanan dalam ekosistem?
- Apa jenis-jenis ekosistem?
- Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi ekosistem?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
- Mengetahui penjelasan dari Ekosistem.
- Memahami hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
- Mengetahui konsep tentang ekosistem
- Memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan
1.4 Manfaat
1.
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
tentang komponen dan macam ekosistem.
2. Menjadi
sumber referensi atau pustaka tentang ekosistem
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekosistem
Ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan
juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem
merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi
timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi
menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi
antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi
yang ada.
Dalam
ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan
fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik,
sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.
Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme,
khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan
suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan".
”Hal tersebut juga sangat berhubungan dengan kenyataan jika kandungan kimia
atmosfer serta bumi itu berbeda dan sangat terkenali intinya tidak sama dengan
planet yang ada di tata surya.
Kehadiran,
kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat
ketersediaan sumberdaya dan juga kondisi faktor kimiawi serta fisis yang harus
berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, hal ini
disebut sebagai hukum toleransi.
Misalnya,
hewan Panda mempunyai toleransi pada suhu sementara itu, hewan ini hanya
memiliki toleransi sedikit dalam hal makanannya yaitu Bambu. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun
asalkan dalam ekosistem tersebut ada bambu sebagai sumber makanannya.
Hal
ini tentu tidak sama dengan makhluk hidup lain, karena manusia mampu memperluas
berbagai toleransi melalui kemampuan berfikir. Di mana kemampuan berfikir ini
bisa dikembangkan melalui teknologi dan manipulasi kondisi alam.
2.2 Komponen-komponen dalam Ekosistem
Ekosistem
tersusun atas dua komponen utama, yaitu :
- Komponen abiotik
Komponen
abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau
benda mati, meliputi :
- Tanah
Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem
meliputi tekstur, kematangan, dan kemampuan menahan air.
- Air
Persediaan
air dipermukaan tanah akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan. Hal-hal
penting pada air yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup adalah suhu air,
kadar mineral air, salinitas, arus air, penguapan, dan kedalaman air.
- Udara
Udara
merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas yang berbentuk atmosfer yang
melingkupi makhluk hidup. Oksigen, karbondioksida, dan nitrogen merupakan gas
yang paling penting bagi kehidupan makhluk hidup.
- Cahaya matahari
Cahaya
matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan dibumi ini. Salah satunya
sebagai faktor utama yang diperlukan dalam proses fotosintesis.
- Suhu atau temperature
Setiap
makhluk hidup memerlukan suhu yang optimal untuk kegiatan metabolisme dan
perkembangbiakannya.
- Komponen biotik
Komponen
biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi
tumbuhan, hewan, dan manusia. Berdasarkan peranannya komponen biotik dalam
ekosisteem dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a)
Produsen
Adalah
makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari
melalui proses fotosintesis.
Contoh
: semua tumbuhan hijau
b)
Konsumen
Adalah
makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri dan menggunakan makanan
yang dihasilkan oleh produsen baik secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh
: hewan dan manusia
Berdasarkan
tingkatannya konsumen dibedakan menjadi empat, yaitu :
a.
Konsumen I/primer adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan produsen
Contoh
: herbivora/hewan pemakan tumbuhan
b.
Konsumen II/sekunder adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen I.
Contoh
: karnivora/hewan pemakan daging
c. Konsumen III adalah konsumen/makhluk hidup
yang memakan konsumen II
Contoh
: omnivora/hewan pemakan segala.
d.
Konsumen puncak adalah konsumen terakhir atau hewan yang menduduki urutan
teratas dalam peristiwa makan dimakan.
- Pengurai
Pengurai
disebut juga redusen adalah jasad renik yang dapat menguraikan makhluk lain
menjadi zat hara.
Contoh
: bakteri dan jamur.
Pengurai
atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal
dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena
makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap
sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana
yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah
bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan
pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe
dekomposisi ada tiga, yaitu :
a)
aerobik : oksigen adalah penerima elektron
/ oksidan
b)
anaerobik : oksigen tidak terlibat.
Bahan organik sebagai penerima elektron/oksidan
c)
fermentasi : anaerobik namun bahan
organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron. komponen tersebut
berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem
yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri
dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof,
plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang
termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang
terlarut dalam air.
2.3 Interaksi Antar Komponen Ekosistem
Ekosistem
terdiri atas dua komponen yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen
abiotik menunjukkan benda mati dan kondisi lingkungan yang mendukung kehidupan
makhluk hidup contohnya air, cahaya matahari, udara, iklim, cuaca, batu, tanah,
dan sebagainya. Sedangkan komponen biotik menunjukkan makhluk hidup yang ada
dalam ekosistem, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan. Interaksi antar
komponen dapat terjadi berupa interaksi antar komponen abiotik, antar komponen
biotik dan abiotik, dan antar komponen biotik.
1.
Interaksi Antar Komponen Abiotik
Komponen
abiotik dalam suatu ekosistem akan mempengaruhi komponen abiotik yang lain.
Interaksi ini membentuk hubungan timbal balik. Contohnya antara lain:
Intensitas
cahaya yang makin tinggi akan menyebabkan penguapan air meningkat
Peningkatan
suhu Bumi secara global menyebabkan es di kutub mencair dan volume lautan meningkat
Curah
hujan yang tinggi membuat kondisi tanah lebih lembek dan mudah digali
2.
Interaksi Komponen Biotik dan Abiotik
Kebutuhan
makhluk hidup dapat dipenuhi dengan bantuan dan dukungan dari lingkungan
disekitarnya. Sebaliknya, keberadaan komponen biotik juga mempengaruhi kondisi
lingkungan atau komponen abiotik. Beberapa contoh dari interaksi ini adalah:
Cahaya
matahari dibutuhkan untuk terjadinya proses fotosintesis pada tumbuhan. Akibat
kekurangan cahaya pada tumbuhan akan membuat tumbuhan layu dan mati.
Tumbuhan
membutuhkan karbondioksida untuk berfotosintesis. Sebaliknya tumbuhan berperan
menjaga kestabilan komposisi udara agar dapat mendukung kehidupan organisme
lainnya.
Kondisi
komponen abiotik sangat bergantung pada komponen biotik, terutama kegiatan
manusia. Oleh karena itu sebaiknya manusia mulai menyadari bahaya tidak
melestarikan lingkungan hidup. Sehingga kondisi homeostasis dalam ekosistem ini
tidak terganggu.
3.
Interaksi Antar Komponen Biotik
Interaksi
antar komponen biotik memiliki banyak contoh. Namun secara umum dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu interaksi intraspesifik dan interaksi interspesifik.
a)
interaksi intraspesifik – ini terjadi
apabila interaksi dilakukan antar individu dalam satu spesies. Contoh paling
mudah adalah lebah madu. Dalam koloni lebah madu, terdapat sistem interaksi
yang sangat teratur dengan pembagian lebah sesuai dengan tugasnya. Interaksi
manusia dengan manusia lain dalam bermasyarakat juga termasuk kedalam interaksi
intraspesifik
b)
interaksi interspesifik – interaksi yang
terjadi antara individu yang bukan dari spesies yang sama dalam satu ekosistem.
Diantara
kedua interaksi tersebut, interaksi interspesifik memiliki bentuk yang
bermacam-macam. Kategorinya adalah sebagai berikut:
a)
Predasi adalah hubungan antara predator
dan mangsanya. Misalnya hubungan hewan mamalia singa (predator) dengan rusa
(mangsa).
b)
Kompetisi – hubungan yang terjadi dalam
bentuk persaingan. Misalnya adalah persaingan antara singa dan cheetah di
ekosistem padang rumput.
c)
Netral – hubungan antara populasi dalam
satu daerah dan masing masing populasi tidak saling mengganggu. Contohnya
adalah populasi belalang dan cacing di ekosistem sawah.
d)
Simbiosis – interaksi antara dua
individu berbeda jenis yang saling hidup bersama
Simbiosis
dapat dibedakan kembali menjadi:
i.
simbiosis mutualisme – hubungan yang
saling menguntungkan kedua belah pihak. Misalnya adalah simbiosis mutualisme
antara organisme uniseluler golongan algae, zooxanthellae, dan karang. Tidak
semua karang bersimbiosis dengan algae ini. Jenis jenis terumbu karang yang
bersimbiosis dapat dibaca lebih jelas pada artikel sebelumnya.
ii.
simbiosis komensalisme – hubungan yang
menguntungkan satu pihak namun tidak merugikan pihak lain. Misalnya tumbuhan
anggrek yang tumbuh di cabang pohon untuk mendapatkan sinar matahari. Bunga
anggrek diuntungkan karena mendapatkan sinar matahari yang optimal, sedangkan
pohon yang ditumpangi tidak dirugikan.
iii.
simbiosis parasitisme – hubungan yang
menguntungkan salah satu pihak, sedangkan yang lain dirugikan. Misalnya adalah
benalu yang tumbuh di batang pohon.
2.4 Biogeokimia
Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan
yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup.
Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap
tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa unsur-unsur penyusun bahan organik
tersebut didaur-ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik
melalui udara, tanah, dan air. Daur ulang materi tersebut melibatkan makhluk
hidup dan batuan (geofisik) sehingga disebut Daur Biogeokimia.
Ø Fungsi
Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus
materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh
semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga
kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
Macam-macam Daur Biogeokimia
- Daur Nitrogen
Di alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa
organik seperti urea, protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik
seperti ammonia, nitrit, dan nitrat.

1). Tahap pertama
Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari
atmosfir ke dalam tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen,
penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen.
Fiksasi nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang
bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri Azotobacter dan Clostridium.
Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi
nitrogen.
2). Tahap kedua
Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi biologis
digunakan oleh produsen (tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya
jika tumbuhan atau hewan mati, mahluk pengurai merombaknya menjadi gas amoniak
(NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut dengan
amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak dan senyawa ammonium menjadi
nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan
cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses
yang disebut denitrifikasi.
- Daur Fosfor

Unsur fosfor merupakan unsur yang penting bagi
kehidupan, tetapi persediaannya sangat terbatas. Dengan kemampuannya untuk
membentuk ikatan kimia berenergi tinggi, fosfor sangat penting dalam
transformasi energi pada semua organisme. Sumber fosfor terbesar dari batuan
dan endapan-endapan yang berasal dari sisa makhluk hidup. Sumber ini lambat
laun akan mengalami pelapukan dan erosis, bersamaan dengan itu fosfor akan
dilepaskan ke dalam ekosistem. Tetapi sebagian besar senyawa fosfor akan hilang
ke perairan dan diendapkan. Fosfor dalam tubuh merupakan unsur penyusun tulang,
gigi, DNA atau RNA, dan protein. Daur fosfor dimulai dari adanya fosfat
anorganik yang berada di tanah yang diserap oleh tumbuhan. Hewan yang memakan
tumbuhan akan memperoleh fosfor dari tumbuhan yang dimakannya. Tumbuhan atau
hewan yang mati ataupun sisa ekskresi hewan (urine dan feses) yang berada di
tanah, oleh bakteri pengurai akan menguraikan fosfat organik menjadi fosfat
anorganik yang akan dilepaskan ke ekosistem.
- Daur Karbon dan Oksigen

1). Proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung
jawab atas perubahan dan pergerakan utama karbon. Naik turunnya CO2 dan O2
atsmosfer secara musiman disebabkan oleh penurunan aktivitas Fotosintetik.
Dalam skala global kembalinya CO2 dan O2 ke atmosfer melalui respirasi hampir
menyeimbangkan pengeluarannya melalui fotosintesis.
2). Akan tetapi pembakaran kayu
dan bahan bakar fosil menambahkan lebih banyak lagi CO2 ke atmosfir. Sebagai
akibatnya jumlah CO2 di atmosfer meningkat. CO2 dan O2 atmosfer juga berpindah
masuk ke dalam dan ke luar sistem akuatik, dimana CO2 dan O2 terlibat dalam
suatu keseimbangan dinamis dengan bentuk bahan anorganik lainnya.
- Daur Belerang (Sulfur)

Belerang dalam tubuh organisme merupakan unsur
penyusun protein. Di alam, sulfur (belerang) terkandung dalam tanah dalam
bentuk mineral tanah dan di udara dalam bentuk SO atau gas sulfur dioksida.
Ketika gas sulfur dioksida yang berada di udara bersenyawa dengan oksigen dan
air, akan membentuk asam sulfat yang ketika jatuh ke tanah akan menjadi bentuk
ion-ion sulfat (SO4 2- ). Kemudian ion-ion sulfat tadi akan diserap oleh
tumbuhan untuk menyusun protein dalam tubuhnya. Ketika manusia atau hewan
memakan tumbuhan, maka akan terjadi perpindahan unsur belerang dari tumbuhan ke
tubuh hewan atau manusia. Ketika hewan atau tumbuhan mati, jasadnya akan
diuraikan oleh bakteri dan jamur pengurai dan menghasilkan bau busuk, yaitu gas
hidrogen sulfida (H2S) yang akan dilepas ke udara dan sebagian tetap ada di
dalam tanah. Gas hidrogen sulfida yang ada di udara akan bersenyawa dengan
oksigen membentuk sulfur oksida, dan yang di tanah oleh bakteri tanah akan
diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida yang nanti akan diserap
kembali oleh tumbuhan.
- Daur Hidrologi (Air)

Sinar matahari akan menguapkan air yang ada di laut,
sungai, dan danau. Demikian juga air dari tanah dan tumbuhan yang berada di
darat. Air tersebut akan menjadi uap air dan naik ke angkasa menjadi awan. Hal
itu disebut penguapan. Di angkasa, awan yang mengandung uap air mengalami
pembekuan sehingga membentuk butiran-butiran air. Hal itu terjadi, karena
semakin tinggi tempat di permukaan bumi, maka semakin rendah suhu udaranya.
Mengingat butiran air lebih berat daripada udara, butiran air tersebut akan
jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Air yang jatuh, sebagian akan diserap
oleh tanah, sebagian menggenang di permukaan bumi berupa danau atau kolam.
Sebagian lagi, mengalir ke sungai hingga laut.Setelah mencapai tanah siklus
hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
1). Evaporasi (transpirasi)
Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di
tanaman, dan sebagainya, kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan akan
menjadi awan. Pada keadaan jenuh, uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik
air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es,
dan kabut.
2). Infiltrasi (perkolasi)
Ke dalam tanah air bergerak ke dalam tanah
melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju permukaan air tanah.
Air dapat bergerak akibat aksi kapiler, atau air dapat bergerak secara vertikal
atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali
sistem air permukaan.
3). Air permukaan
Air bergerak di atas permukaan tanah, dekat
dengan aliran utama dan danau, makin landai lahan maka makin sedikit pori-pori
tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat
dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan
membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan di sekitar daerah
aliran sungai menuju laut.
2.5 Ketergantungan Pada Ekosistem
Ketergantungan
pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara komponen biotik
dan abiotik.
- Antar komponen biotik
Ketergantungan
antar komponen biotik dapat terjadi melalui:
- Rantai Makanan

Rantai
makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan
dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi
atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan
adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau
sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas
hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan
konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan
karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi
lainnya, sebagian energi akan hilang.
- Jaring- jaring makanan

Jaring-
jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama
lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring
makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu
jenis makhluk hidup lainnya.
- Piramida dalam Ekosistem
a)
Piramida Ekologi

Struktur
trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik
yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Gambaran susunan
antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan populasi, berat kering, maupun
kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik yang disebut piramida ekologi.
Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan antar
trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati produsen sebagai
dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier
sampai konsumen puncak.
b)
Piramida Energi

Piramida
energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada saat
perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Seringkali
piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang
ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan
observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu
memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.
Pada
piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia
di tiap tingkat trofik. Berkurang-nya energi yang terjadi di setiap trofik
terjadi karena hal-hal berikut.
1).
Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik
selanjutnya.
2).
Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicemakan dan dikeluarkan sebagai
sampah.
3).
Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisme,
sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.
c)
Piramida Biomassa

Piramida
biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer energi
pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida biomassa setiap
tingkat trofik menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat
trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa akan
mengecil ke arah puncak, karena perpindahan energi antara tingkat trofik tidak
efisien. Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk terbalik.
Misalnya
di lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton mikroskopik, sedangkan
konsumennya adalah makhluk mikroskopik sampai makhluk besar seperti paus biru
dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak piramida biomassa
memiliki biomassa terendah yang berarti jumlah individunya sedikit, dan umumnya
individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar.
d)
Piramida Jumlah
Piramida
jumlah yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap
tingkat trofik dalam suatu ekosistem.

Piramida
jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme piramida jumlah mulai
tingkat trofik terendah sampai puncak adalah sama seperti piramida yang lain
yaitu produsen, konsumen primer dan konsumen sekunder, dan konsumen tertier.
Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf trofik pertama lebih banyak dari pada hewan
(konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah organisme kosumen sekunder
lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah organisme konsumen tertier
lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder.
- Antar komponen biotik dan abiotik
Ketergantungan
antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi,
seperti:
siklus
karbon
siklus
air
siklus
nitrogen
siklus
sulfur
Siklus
ini berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada suatu tempat.
Ulah manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi nonsiklik,
manusia cenderung mengganggu keseimbangan lingkungan.
2.6 Pola Makanan Dalam Ekosistem
Organisme
Autotrof adalah semua organisme yang mampu membuat atau mensintesis makanannya
sendiri, berupa bahan organik dan bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi
matahari melalui proses fotosintesis. Semua organisme yang mengandung klorofil
terutama tumbuhan hijau daun disebut organisme autotrof. Ada dua pembagian atas
Organisme autotrof ini yaitu :
1)
Fotoautotrof yang merupakan organisme
pemanfaat energi cahaya untuk mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik.
2)
Kemoautotrof yang merupakan organisme
pemanfaat energi dari reaksi kimia untuk membuat bahan makanan sendiri dari
bahan organik. Contohnya adalah bakteri besi, dalam menjalankan proses ini
mereka membutuhkan oksigen.
Organisme
Heterotrof adalah semua organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri,
akan tetapi meman faat kan bahan-bahan organik dari organisme lainnya sebagai
bahan makanannya. Organisme ini terdiri atas 3 tingkatan yaitu :
- Konsumen yang secara langsung memakan organisme lain
- Pengurai yang mendapatkan makanan dari penguraian bahan organik dari bangkai
- Detritivor yang merupakan pemakan partikel organik atau jaringan yang telah membusuk, contoh nya adalah lintah dan cacing.
2.7 Pembagian Ekosistem
Dalam ilmu ekologi, sejarah terjadinya ekosistem dibedakan menjadi
tiga, yaitu:
- Ekosistem alami, ialah ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa ulah campur tangan manusia. Misalnya ekosistem hutan dan ekosistem laut.
- Ekosistem buatan, yaitu ekosistem yang terbentuk berdasarkan ulah dan campur tangan manusia sesuai dengan tujuan manusia dengan tujuan tertentu. Contoh ekosistem ini adalah ekosistem sawah dan ekosistem kebun.
- Ekosistem suksesi, adalah ekosistem yang terbentuk diawali dengan pemusnahan akibat bencana alam. Contoh ekosistem suksesi yaitu ekosistem yang terjadi di gunung merapi akibat letusan gunung tersebut.
Ekosistem suksesi digolongkan lagi menjadi dua yaitu:
a) Suksesi primer, adalah suksesi yang terjadi jika
komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal
tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru.
b)
Suksesi
sekunder, yaitu jika sesuatu komunitas atau ekosistem alami terganggu, baik
secara alami maupun buatan (sebagai kegiatan ulah manusia), dan gangguan
tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga substrat lama
masih ada.
2.8 Tipe-Tipe Ekosistem
Secara
umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan
ekosistem buatan.
1)
Ekosistem Akuatik (air)

- Ekosistem Air Tawar
Air
tawar adalah hal penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industri
yang murah, komponen air tawar merupakan daur higrologis dan ekosistem air
tawar merupakan sistem disporsal (pembuangan yang mudah dan murah).
Beberapa faktor
pembatas dalam ekosistem air tawar diantaranya:
- Kejernihan
- Temperatur
- Arus
- Oksigen
- Garam biogenik dalam air.
Ciri-ciri
ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak
adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum
hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya
telah beradaptasi.
Ekosistem
air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem
air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah
sungai.
- Air tergenang. Contohnya: danau, kolam, rawa dan mangrove.
- Air mengalir. Contonhya: mata air, aliran sungai, dan selokan.
- Ekosistem Air Laut
Habitat
laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu
bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang
panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah
termoklin.
Di
daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plakton serta ikan. Gerakan air dari
pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik.
Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaan
secara horizontal.
- Ekosistem Estuari
Estuari
(muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari
oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari
memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan
yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan
fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting,
dan ikan.
- Ekosistem Pantai
Dinamakan
demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan
Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan
yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
- Ekosistem Sungai
Sungai
adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih
serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara
konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan
ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan
kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.
- Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem
ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat
tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa
organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara
karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa
bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di
dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.
Adapun manfaat terumbuh
karang antara lain:
Ø Berperan
penting bagi pertumbuhan sumber daya perikanan (sebagai feeding ground, fishing
ground, spanwning ground dan nursery ground)
Ø Mencegah
terjadinya pengikisan pantai (abrasi)
Ø Sebagai
daya tarik wisata bahari
Ø Secara
global terumbu karang berfungsi sebagai pengedap kalsium yang mengalir dari
sungai ke laut
Ø Sebagai
penyerap karbondioksida dan Gas Rumah Kaca (GRK) lainnya.
- Ekosistem Laut Dalam
Kedalamannya
lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai
produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan
karang tertentu.
- Ekosistem Lamun
Lamun
atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup
di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang
dangkal. Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang
tegak dan tangkai-tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda
dengan tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga,
berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal
untuk mengangkut gas dan zat-zat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
2)
Ekosistem Terestrial (darat)

- Hutan Hujan Tropis
Hutan
hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah
hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda
antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.
Tinggi
pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga
membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro,
yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup
mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang
hari sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas,
yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera,
burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
- Hutan Magrove
Hutan
yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai dan muara
sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut. Luas hutan mangrove yang ada di
Indonesia merupakan yang terluas di dunia (2,5 – 3,5 juta Ha, 18 – 23% luas
magrove di dunia dan lebih luas dari Brazil).
Adapun fungsi
ekologinya yaitu:
Ø Sebagai
peredam gelombang (termasuk gelombang tsunami), angin, dan badai
Ø Melindungi
daerah pantai dari bahaya abrasi
Ø Sebagai
penyerap nutrien organik, penahan lumpur, dan perangkap sedimen
Ø Sebagi
daerah asuhan, mencari makan dan berkembangbiakan ikan, udang, dan hewan liar
lainnya.
- Hutan Rawa
Hutan
rawa terbentuk karena keadaan tanah yang sangat basah. Rawa Sfagnum merupakan
rawa yang terbentuk di daerah yang beriklim sedang. Jenis-jenis rawa yang lain
terbentuk bukan karena keadaan iklim, tetapi karena keadaan air dalam tanah
yang berlebihan. Hutan-hutan rawa yang terbesar di pantai-pantai di kepulauan
Indonesia seperti Kalimantan Selatan, Sumatra Selatan, dan delta sungai Citaduy
serta rawa penting di Jawa Tengah. Vegetasi yang dominan adalah enceng gondok,
teratai, pohon, bungur, dan dadap. Pohon-pohon yang tumbuh disini tinggi kurus
dan tidak berdaun lebat. Keanekaragaman hewan sangat rendah hanya ditemukan
babi hutan, macam-macam ulat air, ikan-ikan dan burung pencakar ular.
- Sabana
Sabana
dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40-60 inci per tahun, tetapi temepratur dan
kelembaban masih tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di
Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di
sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.
- Padang Rumput
Padang
rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.
Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun,
hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase
(aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan
rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison,
zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus
dan ular.
- Gurun
Gurun
terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri
ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan
suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di
gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun
berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar
panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun
antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa
hewan nokturnal lain.
- Hutan Gugur
Hutan
gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim,
ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10
s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain
rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).
- Taiga
Taiga
terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik,
ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan
yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak
dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose,
beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim
gugur.
- Tundra
Tundra
terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini
hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan
biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya
mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
- Karst (Batu Gamping /Gua)
Karst
berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di
Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang
subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan
dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan
didominasi oleh pori-pori mikro.
Ekosistem
karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak
dijumpai di ekosistem lain.
3) Ekosistem
Buatan

Sawah
merupakan salah satu contoh ekosistem buatan
Ekosistem
buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan
peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
Contoh
ekosistem buatan adalah :
- Bendungan
- Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
- Agroekosistem berupa sawah tadah hujan
- Sawah irigasi
- Perkebunan sawit
- Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
- Ekosistem ruang angkasa
Ekosistem
kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak. Kebutuhan
materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang
eksesif seperti polusi dan panas. Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu
sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input
dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada bumi.
2.9 Tingkatan Makhluk Hidup dalam Ekosistem
Di dalam ekosistem
terdapat tingkatan makhluk hidup yaitu:
- Individu
Individu
adalah satuan makhluk hidup yang tunggal. Satu batang teratai disebut individu,
begitu juga manusia. Seorang manusia disebut individu.
- Populasi
Populasi
adalah kumpulan makhluk hidup yang sejenis yang hidup menetap di daerah
tertentu26. Contoh populasi tikus di sebuah sawah, dan populasi manusia di kota
Semarang. Populasi senantiasa berubah-ubah dari waktu ke waktu. Jika jumlah
populasi suatu jenis berubah, maka kepadatan populasinya juga akan berubah.
Dengan demikian terjadilah perubahan populasi.
Perubahan
kepadatan populasi organisme pada suatu daerah dipengaruhi oleh faktor-faktor
sebagai berikut:
a)
Bertambahnya jumlah individu, karena
terdapat individu yang lahir (natalitas) dan yang datang dari tempat lain
(imigrasi).
b)
Berkurangnya jumlah individu, karena
terdapat individu yang mati (mortalitas) dan yang pergi atau pindah ke tempat
lain (emigrasi)
- Komunitas
Komunitas
adalah semua makhluk hidup yang hidup dalam suatu daerah atau lingkungan yang
sama. Misalnya populasi tikus, populasi ular, populasi teratai, populasi padi,
merupakan anggota komunitas ekosistem sawah.
d.
Ekosistem
Antara
komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan
kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah
produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan
dekomposer/pengurai (mikroorganisme). Dalam komunitas, semua organisme merupakan
bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui
keragaman interaksinya.
e. Biosfer
Seluruh
ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup
menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat yang
cocok untuk kehidupannya disebut habitat. Dalam biologi kita sering membedakan
istilah habitat untuk makhluk hidup mikro, seperti jamur dan bakteri, yaitu
disebut substrat.
Dua
spesies makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap memiliki
relung (nisia) berbeda. Nisia adalah status fungsional suatu organisme dalam
ekosistem. Dalam nisianya, organisme tersebut dapat berperan aktif, sedangkan
organisme lain yang sama habitatnya tidak dapat berperan aktif. Sebagai contoh
marilah kita lihat pembagian nisia di hutan hujan tropis
2.10 Keseimbangan dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekosistem
Ø Keseimbangan
dalam Ekosistem
Ekosistem
terbentuk dari komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang
berinteraksi membentuk suatu kesatuan
yang teratur.Keteraturan itu terjadi oleh adanya siklus materi dan aliran
energi yang terkendalikan oleh arus
informasi antar komponen dalam ekosistem. Masing-masing komponen memiliki
fungsi yang berbeda- berbeda. Selama masing-masing komponen itu melakukan
fungsinya dan bekerja sama dengan baik,
keteraturan ekosistem itupun terjaga. Keteraturan itu menunjukkan bahwa
ekosistem berada dalam keseimbangan tertentu.
Dalam
suatu ekosistem terdapat suatu
keseimbangan yang dinamakan homeostasis,
yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan
berbagai perubahan dalam sistem secara
keseluruhan. Dengan kemampuan seperti ini ekosistem mampu mendukung manusia dan makhluk hidup yang lainnya untuk
hidup secara normal dan wajar. Kemampuan
seperti ini akan memberikan dukungan secara maksimum terhadap populasi
dalam habitat tertentu, tanpa berdampak mengganggu produktivitas
habitat tersebut. Kemampuan lingkungan untuk mendukung manusia dan perikehidupan yang lainnya,
bukanlah terfokus pada maksimum populasi, tetapi maksimum “beban” lingkungan yang dapat terjaga.
Meskipun
suatu ekosistem mempunyai daya tahan
yang besar terhadap suatu perubahan, namun biasanya batas mekanisme
homeostasis, dengan mudah dapat diterobos
oleh kegiatan manusia. Misalnya sebuah sungai yang dikotori oleh pembuangan sampah yang terlalu banyak, sungai
itu dapat dijernihkan kembali airnya secara alami, sehingga secara
keseluruhan sungai itu dianggap tidak tercemar. Tetapi apabila
sampah yang masuk terlalu banyak, apalagi mengandung bahan beracun berbahaya,
maka batas homeostasis alami sungai itu
terlampaui dan bahkan menyebabkan kerusakan ekosistem. Kemampuan suatu
ekosistem untuk pulih kembali seperti
semula (kondisi seimbang), setelah mengalami kerusakan sering dinamakan Daya
lenting / (resiliensi).
Ø Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Ekosistem
- Penggunaan Bahan Kimia
Sekarang
ini banyak kegiatan manusia yang menggunakan bahan kimia. Misalnya, untuk
meningkatkan hasil pertanian, para petani melakikan pemupukan dan
pemberantasan,hama
- Penebangan Hutan
Jika
penebangan hutan dilakukan secara besar-besaran tanpa terkendali, terjadilah
hutan gundul. Hutan gundul dapat menyebabkan banjir, erosi, dan tanah longsor.
- Pemburuan Liar
Sebagian
manusia ada yang gemar berburu.Mereka berburu hewan dengan ada tujuan tertentu.
Perburuan liar dapat menyebabkan hewan menjadi punah.
- Penggunaan Kendaraan Bermotor
Bahan
bakar dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan bermotor. Bahan bakar dapat berupa
bensin dan solar. Pembakaran bahan bakar menyebabkan polusi udara. Pembakaran
tersebut menghasilkan gas karbon diokasida.
- Pembuangan Limbah Sampah
Jika
pengolahan sampah tidak dilakukan dengan benar, terjadilah kerusakan
lingkungan.Pernakah kamu melihat sungai yang kotor dan berbau busuk? Sungai
yang demikian merupakan hasil pembuangan sampah dan limbah di sungai.
Lingkungan sungai rusak dan hewan yang hidup di dalamnya mati.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Ekosistem
adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal
balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan
komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari
makhluk tak hidup atau benda mati. Komponen abiotik adalah komponen ekosistem
yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia.
3.2 Saran
3.2.1 Setiap
makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat tinggal. Oleh
karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan terutama disekitar
tempat tinggal kita.
3.2.1 Jagalah kelestarian dan
keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk hidup yang satu dengan yang
lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup sendiri
DAFTAR
PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
https://dosenbiologi.com/ekosistem/interaksi-dalam-ekosistem
http://www.pintarbiologi.com/2015/09/ekosistem-pengertian-macam-tingkatan-hubungan-antar-komponen.html?m=1
https://biologiklaten.wordpress.com/bab-10-ekosistem-x/
http://elvinabarus1110.blogspot.co.id/2016/02/makalah-ekosistem.html?m=1
http://www.anneahira.com/ekosistem.htm
http://aslam02.wordpress.com/materi/kelas-x-2/ekosistem/macam-ekosistem/
Kimball, John W. 1994. Biologi Jilid II.
Jakarta: Erlangga.
Rahardjanto. 2001. Ekologi Tumbuhan. Malang:
UMM.
Rusmendro, Hasmar. 2003. Seri Diktat Kuliah
Ekologi Tumbuhan. Jakarta: UI.
Parjatmo, Widjaja. 1987. Biologi Umum I.
Bandung: Angkasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar