Sabtu, 21 April 2018

MAKALAH EKOSISTEM

MAKALAH EKOSISTEM


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Biologi
DISUSUN OLEH :
NAMA                          : I NYOMAN MAWA
NIS                                : 2018/0002970923
KELAS                         : XI MIA 2
GURU PEMBIMBING : MADE PUJANGGA,S.Pd
SMA NEGERI 1 BASARANG
TAHUN 2018


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “Ekosistem"
Makalah tentang ekosistem ini membahas tentang pengertian ekosistem, jenis-jenis ekosistem, contoh-contoh serta gambar-gambarnya.
Dengan selesainya  makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah ini.


Basarang,30 Maret 2018
Penulis








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.4 Manfaat...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekosistem................................................................................. 3
2.2 Komponen-Komponen Dalam Ekosistem.................................................. 4
2.3 Interaksi Antar Komponen Ekosistem....................................................... 7
2.4 Biogeokimia............................................................................................. 10
2.5 Ketergantungan Pada Ekosistem............................................................. 15
2.6 Pola Makanan Dalam Ekosistem.............................................................. 20
2.7 Pembagian Ekosistem............................................................................... 21
2.8 Tipe-Tipe Ekosistem................................................................................. 22
2.9 Tingkatan Makhluk Hidup dalam Ekosistem........................................... 30
2.10 Keseimbangan dan Faktor Yang Mempengaruhi Ekosistem................. 32
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan................................................................................................... 34
3.2 Saran......................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 35


BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Lingkungan merupakan tempat berinteraksi antar makhluk hidup dengan tempat tinggal baik berupa abiotik maupun biotik.Ilmu tentang hubungan timbal balik makhlukhidup dengan lingkungan hidupnya disebut dengan Ekologi. Oleh karena itu Permasalahan lingkungan merupakan permasalahan Ekologi. Komponen utama dalam ekologi adalah ekosistem.
Ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita tahu bahwa ada komponen biotik (hidup) dan juga komponen abiotik(tidak hidup) yang terlibat dalam suatu ekosistem ini, kedua komponen ini tentunya saling mempengaruhi, contohnya saja hubungan hewan dengan air. Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini akan membentuk suatu kesatuan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat memiliki fungsinya masing-masing, dan selama tidak ada fungsi yang terngganggu maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga. Dalam hal ini fungsi utama ekosistem di bumi penekanannya adalah pada hubungan ketergantungan dan hubungan sebab akibat, yang merupakan serangkaian komponen-komponen untuk membentuk satuan-satuan fungsional. Kesatuan komponen tersebut memicu kepada kualitas lingkungan yang seimbang dan selaras pada kesehatan lingkungan.
Di dalam suatu lingkungan hidup tertentu kondisi lingkungan dan sumberdaya berada dalam suatu kombinasi tertentu yang sesuai dengan jenis-jenis yang tinggal di lingkungan tersebut. Kombinasi faktor-faktor lingkungan itu terbentuk karena faktor yang saling mempengaruhi antar satu dengan yang lainnya. Faktor pendukung dalam keseimbangan ekosistem yang mempengaruhi kondisi makhluk hidup sekitar adalah faktor abiotik.
Dengan demikian, berdasarkan ilustrasi di atas, saya tertarik untuk memilih judul makalah ini “Ekosistem

1.2     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
  1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem?
  2. Apa saja komponen-komponen dalam ekosistem?
  3. Bagaimana pola makanan dalam ekosistem?
  4.  Apa jenis-jenis ekosistem?
  5. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi ekosistem?
1.3     Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
  1. Mengetahui penjelasan dari Ekosistem.
  2. Memahami hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
  3. Mengetahui konsep tentang ekosistem
  4. Memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan
1.4     Manfaat
1.      Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan tentang komponen dan macam ekosistem.
2.      Menjadi sumber referensi atau pustaka tentang ekosistem




BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". ”Hal tersebut juga sangat berhubungan dengan kenyataan jika kandungan kimia atmosfer serta bumi itu berbeda dan sangat terkenali intinya tidak sama dengan planet yang ada di tata surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumberdaya dan juga kondisi faktor kimiawi serta fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, hal ini disebut sebagai hukum toleransi.
Misalnya, hewan Panda mempunyai toleransi pada suhu sementara itu, hewan ini hanya memiliki toleransi sedikit dalam hal makanannya yaitu Bambu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut ada bambu sebagai sumber makanannya.
Hal ini tentu tidak sama dengan makhluk hidup lain, karena manusia mampu memperluas berbagai toleransi melalui kemampuan berfikir. Di mana kemampuan berfikir ini bisa dikembangkan melalui teknologi dan manipulasi kondisi alam.

2.2     Komponen-komponen dalam Ekosistem
Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu :
  1. Komponen abiotik
Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau benda mati, meliputi :
  1. Tanah
Sifat-sifat  fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur, kematangan, dan kemampuan menahan air.
  1. Air
Persediaan air dipermukaan tanah akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan. Hal-hal penting pada air yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup adalah suhu air, kadar mineral air, salinitas, arus air, penguapan, dan kedalaman air.
  1. Udara
Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas yang berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen, karbondioksida, dan nitrogen merupakan gas yang paling penting bagi kehidupan makhluk hidup.


  1. Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan dibumi ini. Salah satunya sebagai faktor utama yang diperlukan dalam proses fotosintesis.
  1. Suhu atau temperature
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu yang optimal untuk kegiatan metabolisme dan perkembangbiakannya.
  1. Komponen biotik
Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. Berdasarkan peranannya komponen biotik dalam ekosisteem dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a)      Produsen
Adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis.
Contoh : semua tumbuhan hijau
b)      Konsumen
Adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri dan menggunakan makanan yang dihasilkan oleh produsen baik secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh : hewan dan manusia
Berdasarkan tingkatannya konsumen dibedakan menjadi empat, yaitu :
a. Konsumen I/primer adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan produsen
Contoh : herbivora/hewan pemakan tumbuhan
b. Konsumen II/sekunder adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen I.
Contoh : karnivora/hewan pemakan daging
c.  Konsumen III adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen II
Contoh : omnivora/hewan pemakan segala.
d. Konsumen puncak adalah konsumen terakhir atau hewan yang menduduki urutan teratas dalam peristiwa makan dimakan.
  1. Pengurai
Pengurai disebut juga redusen adalah jasad renik yang dapat menguraikan makhluk lain menjadi zat hara.
Contoh : bakteri dan jamur.
Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati. Pengurai disebut juga konsumen makro (sapotrof) karena makanan yang dimakan berukuran lebih besar. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Yang tergolong pengurai adalah bakteri dan jamur. Ada pula pengurai yang disebut detritivor, yaitu hewan pengurai yang memakan sisa-sisa bahan organik, contohnya adalah kutu kayu. Tipe dekomposisi ada tiga, yaitu :
a)      aerobik : oksigen adalah penerima elektron / oksidan
b)      anaerobik : oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron/oksidan
c)       fermentasi : anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron. komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan ekosistem yang teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan sebagai komponen heterotrof, tumbuhan air sebagai komponen autotrof, plankton yang terapung di air sebagai komponen pengurai, sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air.

2.3     Interaksi Antar Komponen Ekosistem
Ekosistem terdiri atas dua komponen yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen abiotik menunjukkan benda mati dan kondisi lingkungan yang mendukung kehidupan makhluk hidup contohnya air, cahaya matahari, udara, iklim, cuaca, batu, tanah, dan sebagainya. Sedangkan komponen biotik menunjukkan makhluk hidup yang ada dalam ekosistem, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan. Interaksi antar komponen dapat terjadi berupa interaksi antar komponen abiotik, antar komponen biotik dan abiotik, dan antar komponen biotik.
1.      Interaksi Antar Komponen Abiotik
Komponen abiotik dalam suatu ekosistem akan mempengaruhi komponen abiotik yang lain. Interaksi ini membentuk hubungan timbal balik. Contohnya antara lain:
Intensitas cahaya yang makin tinggi akan menyebabkan penguapan air meningkat
Peningkatan suhu Bumi secara global menyebabkan es di kutub mencair dan volume lautan meningkat
Curah hujan yang tinggi membuat kondisi tanah lebih lembek dan mudah digali
2.      Interaksi Komponen Biotik dan Abiotik
Kebutuhan makhluk hidup dapat dipenuhi dengan bantuan dan dukungan dari lingkungan disekitarnya. Sebaliknya, keberadaan komponen biotik juga mempengaruhi kondisi lingkungan atau komponen abiotik. Beberapa contoh dari interaksi ini adalah:
Cahaya matahari dibutuhkan untuk terjadinya proses fotosintesis pada tumbuhan. Akibat kekurangan cahaya pada tumbuhan akan membuat tumbuhan layu dan mati.
Tumbuhan membutuhkan karbondioksida untuk berfotosintesis. Sebaliknya tumbuhan berperan menjaga kestabilan komposisi udara agar dapat mendukung kehidupan organisme lainnya.
Kondisi komponen abiotik sangat bergantung pada komponen biotik, terutama kegiatan manusia. Oleh karena itu sebaiknya manusia mulai menyadari bahaya tidak melestarikan lingkungan hidup. Sehingga kondisi homeostasis dalam ekosistem ini tidak terganggu.
3.      Interaksi Antar Komponen Biotik
Interaksi antar komponen biotik memiliki banyak contoh. Namun secara umum dapat dibedakan menjadi 2 yaitu interaksi intraspesifik dan interaksi interspesifik.
a)      interaksi intraspesifik – ini terjadi apabila interaksi dilakukan antar individu dalam satu spesies. Contoh paling mudah adalah lebah madu. Dalam koloni lebah madu, terdapat sistem interaksi yang sangat teratur dengan pembagian lebah sesuai dengan tugasnya. Interaksi manusia dengan manusia lain dalam bermasyarakat juga termasuk kedalam interaksi intraspesifik
b)      interaksi interspesifik – interaksi yang terjadi antara individu yang bukan dari spesies yang sama dalam satu ekosistem.
Diantara kedua interaksi tersebut, interaksi interspesifik memiliki bentuk yang bermacam-macam. Kategorinya adalah sebagai berikut:
a)      Predasi adalah hubungan antara predator dan mangsanya. Misalnya hubungan hewan mamalia singa (predator) dengan rusa (mangsa).
b)      Kompetisi – hubungan yang terjadi dalam bentuk persaingan. Misalnya adalah persaingan antara singa dan cheetah di ekosistem padang rumput.
c)      Netral – hubungan antara populasi dalam satu daerah dan masing masing populasi tidak saling mengganggu. Contohnya adalah populasi belalang dan cacing di ekosistem sawah.
d)     Simbiosis – interaksi antara dua individu berbeda jenis yang saling hidup bersama
Simbiosis dapat dibedakan kembali menjadi:
                    i.            simbiosis mutualisme – hubungan yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Misalnya adalah simbiosis mutualisme antara organisme uniseluler golongan algae, zooxanthellae, dan karang. Tidak semua karang bersimbiosis dengan algae ini. Jenis jenis terumbu karang yang bersimbiosis dapat dibaca lebih jelas pada artikel sebelumnya.
                  ii.            simbiosis komensalisme – hubungan yang menguntungkan satu pihak namun tidak merugikan pihak lain. Misalnya tumbuhan anggrek yang tumbuh di cabang pohon untuk mendapatkan sinar matahari. Bunga anggrek diuntungkan karena mendapatkan sinar matahari yang optimal, sedangkan pohon yang ditumpangi tidak dirugikan.
                  iii.            simbiosis parasitisme – hubungan yang menguntungkan salah satu pihak, sedangkan yang lain dirugikan. Misalnya adalah benalu yang tumbuh di batang pohon.






2.4     Biogeokimia
Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus, antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup.
Dalam suatu ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut didaur-ulang. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik melalui udara, tanah, dan air. Daur ulang materi tersebut melibatkan makhluk hidup dan batuan (geofisik) sehingga disebut Daur Biogeokimia.
Ø  Fungsi
Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
Macam-macam Daur Biogeokimia
  1. Daur Nitrogen
Di alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti urea, protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti ammonia, nitrit, dan nitrat.

1).  Tahap pertama
Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen.
2).  Tahap kedua
Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen (tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan mati, mahluk pengurai merombaknya menjadi gas amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak dan senyawa ammonium menjadi nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi.
  1. Daur Fosfor
Unsur fosfor merupakan unsur yang penting bagi kehidupan, tetapi persediaannya sangat terbatas. Dengan kemampuannya untuk membentuk ikatan kimia berenergi tinggi, fosfor sangat penting dalam transformasi energi pada semua organisme. Sumber fosfor terbesar dari batuan dan endapan-endapan yang berasal dari sisa makhluk hidup. Sumber ini lambat laun akan mengalami pelapukan dan erosis, bersamaan dengan itu fosfor akan dilepaskan ke dalam ekosistem. Tetapi sebagian besar senyawa fosfor akan hilang ke perairan dan diendapkan. Fosfor dalam tubuh merupakan unsur penyusun tulang, gigi, DNA atau RNA, dan protein. Daur fosfor dimulai dari adanya fosfat anorganik yang berada di tanah yang diserap oleh tumbuhan. Hewan yang memakan tumbuhan akan memperoleh fosfor dari tumbuhan yang dimakannya. Tumbuhan atau hewan yang mati ataupun sisa ekskresi hewan (urine dan feses) yang berada di tanah, oleh bakteri pengurai akan menguraikan fosfat organik menjadi fosfat anorganik yang akan dilepaskan ke ekosistem.
  1. Daur Karbon dan Oksigen
1). Proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung jawab atas perubahan dan pergerakan utama karbon. Naik turunnya CO2 dan O2 atsmosfer secara musiman disebabkan oleh penurunan aktivitas Fotosintetik. Dalam skala global kembalinya CO2 dan O2 ke atmosfer melalui respirasi hampir menyeimbangkan pengeluarannya melalui fotosintesis.
2).  Akan tetapi pembakaran kayu dan bahan bakar fosil menambahkan lebih banyak lagi CO2 ke atmosfir. Sebagai akibatnya jumlah CO2 di atmosfer meningkat. CO2 dan O2 atmosfer juga berpindah masuk ke dalam dan ke luar sistem akuatik, dimana CO2 dan O2 terlibat dalam suatu keseimbangan dinamis dengan bentuk bahan anorganik lainnya.
  1. Daur Belerang (Sulfur)
 
Belerang dalam tubuh organisme merupakan unsur penyusun protein. Di alam, sulfur (belerang) terkandung dalam tanah dalam bentuk mineral tanah dan di udara dalam bentuk SO atau gas sulfur dioksida. Ketika gas sulfur dioksida yang berada di udara bersenyawa dengan oksigen dan air, akan membentuk asam sulfat yang ketika jatuh ke tanah akan menjadi bentuk ion-ion sulfat (SO4 2- ). Kemudian ion-ion sulfat tadi akan diserap oleh tumbuhan untuk menyusun protein dalam tubuhnya. Ketika manusia atau hewan memakan tumbuhan, maka akan terjadi perpindahan unsur belerang dari tumbuhan ke tubuh hewan atau manusia. Ketika hewan atau tumbuhan mati, jasadnya akan diuraikan oleh bakteri dan jamur pengurai dan menghasilkan bau busuk, yaitu gas hidrogen sulfida (H2S) yang akan dilepas ke udara dan sebagian tetap ada di dalam tanah. Gas hidrogen sulfida yang ada di udara akan bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur oksida, dan yang di tanah oleh bakteri tanah akan diubah menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida yang nanti akan diserap kembali oleh tumbuhan.




  1. Daur Hidrologi (Air)
Sinar matahari akan menguapkan air yang ada di laut, sungai, dan danau. Demikian juga air dari tanah dan tumbuhan yang berada di darat. Air tersebut akan menjadi uap air dan naik ke angkasa menjadi awan. Hal itu disebut penguapan. Di angkasa, awan yang mengandung uap air mengalami pembekuan sehingga membentuk butiran-butiran air. Hal itu terjadi, karena semakin tinggi tempat di permukaan bumi, maka semakin rendah suhu udaranya. Mengingat butiran air lebih berat daripada udara, butiran air tersebut akan jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Air yang jatuh, sebagian akan diserap oleh tanah, sebagian menggenang di permukaan bumi berupa danau atau kolam. Sebagian lagi, mengalir ke sungai hingga laut.Setelah mencapai tanah siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
1).  Evaporasi (transpirasi)
Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dan sebagainya, kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh, uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es, dan kabut.
2).  Infiltrasi (perkolasi)
Ke dalam tanah air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju permukaan air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler, atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
3).  Air permukaan
Air bergerak di atas permukaan tanah, dekat dengan aliran utama dan danau, makin landai lahan maka makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan di sekitar daerah aliran sungai menuju laut.
2.5     Ketergantungan Pada Ekosistem
Ketergantungan pada ekosistem dapat terjadi antar komponen biotik atau antara komponen biotik dan abiotik.
  1. Antar komponen biotik
Ketergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui:
  1. Rantai Makanan
    
Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
  1. Jaring- jaring makanan
Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.
  1. Piramida dalam Ekosistem
a)      Piramida Ekologi
Struktur trofik dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik yang secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Gambaran susunan antar trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan populasi, berat kering, maupun kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik yang disebut piramida ekologi. Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan antar trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati produsen sebagai dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier sampai konsumen puncak.
b)      Piramida Energi
 
Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada saat perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain dengan Piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.
Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia di tiap tingkat trofik. Berkurang-nya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi karena hal-hal berikut.
1). Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.
2). Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicemakan dan dikeluarkan sebagai sampah.
3). Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisme, sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.
c)      Piramida Biomassa
 
Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida biomassa setiap tingkat trofik menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa akan mengecil ke arah puncak, karena perpindahan energi antara tingkat trofik tidak efisien. Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk terbalik.
Misalnya di lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton mikroskopik, sedangkan konsumennya adalah makhluk mikroskopik sampai makhluk besar seperti paus biru dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak piramida biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti jumlah individunya sedikit, dan umumnya individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar.






d)     Piramida Jumlah
Piramida jumlah yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme piramida jumlah mulai tingkat trofik terendah sampai puncak adalah sama seperti piramida yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan konsumen sekunder, dan konsumen tertier. Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf trofik pertama lebih banyak dari pada hewan (konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah organisme konsumen tertier lebih sedikit dari organisme konsumen sekunder.
  1. Antar komponen biotik dan abiotik
Ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik dapat terjadi melalui siklus materi, seperti:
siklus karbon
siklus air
siklus nitrogen
siklus sulfur
Siklus ini berfungsi untuk mencegah suatu bentuk materi menumpuk pada suatu tempat. Ulah manusia telah membuat suatu sistem yang awalnya siklik menjadi nonsiklik, manusia cenderung mengganggu keseimbangan lingkungan.

2.6     Pola Makanan Dalam Ekosistem
Organisme Autotrof adalah semua organisme yang mampu membuat atau mensintesis makanannya sendiri, berupa bahan organik dan bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi matahari melalui proses fotosintesis. Semua organisme yang mengandung klorofil terutama tumbuhan hijau daun disebut organisme autotrof. Ada dua pembagian atas Organisme autotrof ini yaitu :
1)      Fotoautotrof yang merupakan organisme pemanfaat energi cahaya untuk mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik.
2)      Kemoautotrof yang merupakan organisme pemanfaat energi dari reaksi kimia untuk membuat bahan makanan sendiri dari bahan organik. Contohnya adalah bakteri besi, dalam menjalankan proses ini mereka membutuhkan oksigen.
Organisme Heterotrof adalah semua organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, akan tetapi meman faat kan bahan-bahan organik dari organisme lainnya sebagai bahan makanannya. Organisme ini terdiri atas 3 tingkatan yaitu :
  1.  Konsumen yang secara langsung memakan organisme lain
  2. Pengurai yang mendapatkan makanan dari penguraian bahan organik dari bangkai
  3. Detritivor yang merupakan pemakan partikel organik atau jaringan yang telah membusuk, contoh nya adalah lintah dan cacing.


2.7     Pembagian Ekosistem
Dalam ilmu ekologi, sejarah terjadinya ekosistem dibedakan menjadi tiga, yaitu:
  1. Ekosistem alami, ialah ekosistem yang terbentuk secara alami tanpa ulah campur tangan manusia. Misalnya ekosistem hutan dan ekosistem laut.
  2. Ekosistem buatan, yaitu ekosistem yang terbentuk berdasarkan ulah dan campur tangan manusia sesuai dengan tujuan manusia dengan tujuan tertentu. Contoh ekosistem ini adalah ekosistem sawah dan ekosistem kebun.
  3. Ekosistem suksesi, adalah ekosistem yang terbentuk diawali dengan pemusnahan akibat bencana alam. Contoh ekosistem suksesi yaitu ekosistem yang terjadi di gunung merapi akibat letusan gunung tersebut.
Ekosistem suksesi digolongkan lagi menjadi dua yaitu:
a)      Suksesi primer, adalah suksesi yang terjadi jika komunitas asal terganggu. Gangguan ini mengakibatkan hilangnya komunitas asal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal terbentuk habitat baru.
b)       Suksesi sekunder, yaitu jika sesuatu komunitas atau ekosistem alami terganggu, baik secara alami maupun buatan (sebagai kegiatan ulah manusia), dan gangguan tersebut tidak merusak total tempat tumbuh organisme sehingga substrat lama masih ada.












2.8    Tipe-Tipe Ekosistem
Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.
1)      Ekosistem Akuatik (air)     





  1. Ekosistem Air Tawar
Air tawar adalah hal penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industri yang murah, komponen air tawar merupakan daur higrologis dan ekosistem air tawar merupakan sistem disporsal (pembuangan yang mudah dan murah).
Beberapa faktor pembatas dalam ekosistem air tawar diantaranya:

  1. Kejernihan
  2. Temperatur
  3. Arus
  4.  Oksigen
  5. Garam biogenik dalam air.
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.
  • Air tergenang. Contohnya: danau, kolam, rawa dan mangrove.
  • Air mengalir. Contonhya: mata air, aliran sungai, dan selokan.
  1. Ekosistem Air Laut
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plakton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaan secara horizontal.
  1. Ekosistem Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
  1. Ekosistem Pantai
Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
  1. Ekosistem Sungai
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.
  1. Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.
Adapun manfaat terumbuh karang antara lain:
Ø  Berperan penting bagi pertumbuhan sumber daya perikanan (sebagai feeding ground, fishing ground, spanwning ground dan nursery ground)
Ø  Mencegah terjadinya pengikisan pantai (abrasi)
Ø  Sebagai daya tarik wisata bahari
Ø  Secara global terumbu karang berfungsi sebagai pengedap kalsium yang mengalir dari sungai ke laut
Ø  Sebagai penyerap karbondioksida dan Gas Rumah Kaca (GRK) lainnya.
  1. Ekosistem Laut Dalam
Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
  1. Ekosistem Lamun
Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti hal­nya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan meng­hasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
2)      Ekosistem Terestrial (darat)










  1. Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.
Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
  1. Hutan Magrove
Hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut. Luas hutan mangrove yang ada di Indonesia merupakan yang terluas di dunia (2,5 – 3,5 juta Ha, 18 – 23% luas magrove di dunia dan lebih luas dari Brazil).
Adapun fungsi ekologinya yaitu:
Ø  Sebagai peredam gelombang (termasuk gelombang tsunami), angin, dan badai
Ø  Melindungi daerah pantai dari bahaya abrasi
Ø  Sebagai penyerap nutrien organik, penahan lumpur, dan perangkap sedimen
Ø  Sebagi daerah asuhan, mencari makan dan berkembangbiakan ikan, udang, dan hewan liar lainnya.


  1. Hutan Rawa
Hutan rawa terbentuk karena keadaan tanah yang sangat basah. Rawa Sfagnum merupakan rawa yang terbentuk di daerah yang beriklim sedang. Jenis-jenis rawa yang lain terbentuk bukan karena keadaan iklim, tetapi karena keadaan air dalam tanah yang berlebihan. Hutan-hutan rawa yang terbesar di pantai-pantai di kepulauan Indonesia seperti Kalimantan Selatan, Sumatra Selatan, dan delta sungai Citaduy serta rawa penting di Jawa Tengah. Vegetasi yang dominan adalah enceng gondok, teratai, pohon, bungur, dan dadap. Pohon-pohon yang tumbuh disini tinggi kurus dan tidak berdaun lebat. Keanekaragaman hewan sangat rendah hanya ditemukan babi hutan, macam-macam ulat air, ikan-ikan dan burung pencakar ular.
  1. Sabana
Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40-60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.
  1. Padang Rumput
Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.




  1. Gurun
Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain.
  1. Hutan Gugur
Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).
  1. Taiga
Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
  1. Tundra
Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
  1. Karst (Batu Gamping /Gua)
Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro.
Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.
3)      Ekosistem Buatan






Sawah merupakan salah satu contoh ekosistem buatan
Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
Contoh ekosistem buatan adalah :
  1. Bendungan
  2. Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
  3. Agroekosistem berupa sawah tadah hujan
  4. Sawah irigasi
  5. Perkebunan sawit
  6. Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
  7. Ekosistem ruang angkasa
Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak. Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas. Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada bumi.

2.9     Tingkatan Makhluk Hidup dalam Ekosistem
Di dalam ekosistem terdapat tingkatan makhluk hidup yaitu:
  1. Individu
Individu adalah satuan makhluk hidup yang tunggal. Satu batang teratai disebut individu, begitu juga manusia. Seorang manusia disebut individu.
  1. Populasi
Populasi adalah kumpulan makhluk hidup yang sejenis yang hidup menetap di daerah tertentu26. Contoh populasi tikus di sebuah sawah, dan populasi manusia di kota Semarang. Populasi senantiasa berubah-ubah dari waktu ke waktu. Jika jumlah populasi suatu jenis berubah, maka kepadatan populasinya juga akan berubah. Dengan demikian terjadilah perubahan populasi.
Perubahan kepadatan populasi organisme pada suatu daerah dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a)      Bertambahnya jumlah individu, karena terdapat individu yang lahir (natalitas) dan yang datang dari tempat lain (imigrasi).
b)      Berkurangnya jumlah individu, karena terdapat individu yang mati (mortalitas) dan yang pergi atau pindah ke tempat lain (emigrasi)
  1. Komunitas
Komunitas adalah semua makhluk hidup yang hidup dalam suatu daerah atau lingkungan yang sama. Misalnya populasi tikus, populasi ular, populasi teratai, populasi padi, merupakan anggota komunitas ekosistem sawah.
d. Ekosistem
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi. Interaksi ini menciptakan kesatuan ekologi yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivora, karnivora, dan omnivora), dan dekomposer/pengurai (mikroorganisme). Dalam komunitas, semua organisme merupakan bagian dari komunitas dan antara komponennya saling berhubungan melalui keragaman interaksinya.
e.    Biosfer
Seluruh ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat yang cocok untuk kehidupannya disebut habitat. Dalam biologi kita sering membedakan istilah habitat untuk makhluk hidup mikro, seperti jamur dan bakteri, yaitu disebut substrat.
Dua spesies makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap memiliki relung (nisia) berbeda. Nisia adalah status fungsional suatu organisme dalam ekosistem. Dalam nisianya, organisme tersebut dapat berperan aktif, sedangkan organisme lain yang sama habitatnya tidak dapat berperan aktif. Sebagai contoh marilah kita lihat pembagian nisia di hutan hujan tropis

2.10     Keseimbangan  dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekosistem
Ø  Keseimbangan dalam Ekosistem
Ekosistem terbentuk dari komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang berinteraksi  membentuk suatu kesatuan yang teratur.Keteraturan itu terjadi oleh adanya siklus materi dan aliran energi  yang terkendalikan oleh arus informasi antar komponen dalam ekosistem. Masing-masing komponen memiliki fungsi yang berbeda- berbeda. Selama masing-masing komponen itu melakukan fungsinya dan bekerja sama  dengan baik, keteraturan ekosistem itupun terjaga. Keteraturan itu menunjukkan bahwa ekosistem berada dalam keseimbangan tertentu.
Dalam suatu ekosistem  terdapat suatu keseimbangan yang dinamakan  homeostasis, yaitu kemampuan  ekosistem untuk menahan berbagai  perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Dengan kemampuan seperti ini ekosistem mampu mendukung  manusia dan makhluk hidup yang lainnya untuk hidup secara normal dan wajar. Kemampuan   seperti ini  akan memberikan  dukungan secara maksimum terhadap populasi dalam habitat tertentu, tanpa berdampak mengganggu  produktivitas  habitat tersebut. Kemampuan lingkungan untuk mendukung  manusia dan perikehidupan yang lainnya, bukanlah terfokus pada maksimum populasi, tetapi maksimum “beban” lingkungan  yang dapat terjaga.
Meskipun suatu ekosistem mempunyai daya tahan  yang besar terhadap suatu perubahan, namun biasanya batas mekanisme homeostasis, dengan mudah dapat diterobos  oleh kegiatan manusia. Misalnya sebuah sungai yang dikotori oleh  pembuangan sampah yang terlalu banyak, sungai itu dapat dijernihkan kembali airnya secara alami, sehingga secara keseluruhan  sungai itu  dianggap tidak tercemar. Tetapi apabila sampah yang masuk terlalu banyak, apalagi mengandung bahan beracun berbahaya, maka batas homeostasis alami  sungai itu terlampaui dan bahkan menyebabkan kerusakan ekosistem. Kemampuan suatu ekosistem untuk pulih  kembali seperti semula (kondisi seimbang), setelah mengalami kerusakan sering dinamakan Daya lenting / (resiliensi).
Ø  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekosistem
  1. Penggunaan Bahan Kimia
Sekarang ini banyak kegiatan manusia yang menggunakan bahan kimia. Misalnya, untuk meningkatkan hasil pertanian, para petani melakikan pemupukan dan pemberantasan,hama
  1. Penebangan Hutan
Jika penebangan hutan dilakukan secara besar-besaran tanpa terkendali, terjadilah hutan gundul. Hutan gundul dapat menyebabkan banjir, erosi, dan tanah longsor.
  1. Pemburuan Liar
Sebagian manusia ada yang gemar berburu.Mereka berburu hewan dengan ada tujuan tertentu. Perburuan liar dapat menyebabkan hewan menjadi punah.
  1. Penggunaan Kendaraan Bermotor
Bahan bakar dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan bermotor. Bahan bakar dapat berupa bensin dan solar. Pembakaran bahan bakar menyebabkan polusi udara. Pembakaran tersebut menghasilkan gas karbon diokasida.
  1. Pembuangan Limbah Sampah
Jika pengolahan sampah tidak dilakukan dengan benar, terjadilah kerusakan lingkungan.Pernakah kamu melihat sungai yang kotor dan berbau busuk? Sungai yang demikian merupakan hasil pembuangan sampah dan limbah di sungai. Lingkungan sungai rusak dan hewan yang hidup di dalamnya mati.








BAB III
PENUTUP

3.1     Simpulan
Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau benda mati. Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia.

3.2     Saran
3.2.1  Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan terutama disekitar tempat tinggal kita.
3.2.1 Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup sendiri










DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
https://dosenbiologi.com/ekosistem/interaksi-dalam-ekosistem
http://www.pintarbiologi.com/2015/09/ekosistem-pengertian-macam-tingkatan-hubungan-antar-komponen.html?m=1
https://biologiklaten.wordpress.com/bab-10-ekosistem-x/
http://elvinabarus1110.blogspot.co.id/2016/02/makalah-ekosistem.html?m=1
http://www.anneahira.com/ekosistem.htm
http://aslam02.wordpress.com/materi/kelas-x-2/ekosistem/macam-ekosistem/
 Kimball, John W. 1994. Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga.
 Rahardjanto. 2001. Ekologi Tumbuhan. Malang: UMM.
 Rusmendro, Hasmar. 2003. Seri Diktat Kuliah Ekologi Tumbuhan. Jakarta: UI.
 Parjatmo, Widjaja. 1987. Biologi Umum I. Bandung: Angkasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar